Korban Cinta Zaman Sekarang

Ayah, Lagi Lagi Karna Cinta "💓

Oleh : Silvi Ummu Zahiyan

Kampung Edukasi - Dunia remaja memang tak lekang dengan virus merah jambu, virus cinta zaman sekarang. Apalagi zaman now dengan berbagai fakta yang terjadi. Tragis, sadis dan miris, untaian kata yang tepat untuk generasi remaja sekarang. Baru kemarin seorang remaja putri bernama Septiana (20) warga Klaten, Jawa Tengah, berhasil diselamatkan saat terapung berteriak minta tolong di bawah Jembatan Kretek, Bantul, DIY, Senin dinihari. Berdasarkan keterangan korban kepada polisi, ternyata dia dilempar oleh pacarnya sendiri sendiri ke Sungai kretek di Bantul Yogyakarta. Kini sang pengobral cinta tengah menjadi buronan polisi.( https://m.detik.co).

Korban Cinta

Septiana hanya 1 dari ribuan kasus remaja yang terjadi saat ini. Menjadi generasi yang bebas dalam pergaulan. Alih alih berpacaran justru hampir mati ditangan sang kekasih 😢.

Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya masalah remaja saat ini. Faktor pertama adalah buruknya penerapan sistem. Faktor yang kedua adalah Keluarga.😔

Pertama, jelas sudah biang dari segala permasalahan adalah sistem yang diterapkan sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Termasuk dalam permasalahan remaja saat ini. Masyarakat yang jauh dari aturan Islam telah menciptakan budaya yang hedonis ala sekulerisme. Maka sesuatu hal yang wajar jika remaja yang ada di dalamnya ( baca : buta Islam ) akan melampiaskan gharizah nalurinya dengan berpacaran. Budaya yang dilanggengkan dan di jaga oleh sistem saat ini. 😑

Yang kedua adalah keluarga. Keluarga sendiri saat ini adalah benteng terakhir dari penjagaan segala bentuk masalah remaja saat ini. Peran orang tua, ayah dan ibu sangat berpengaruh dalam membentuk generasi.😔

Ayah sebagai Qowam dalam rumah tangga berkewajiban dalam mendidik anak anak. Meski tidak bisa dipungkiri juga ayah untuk saat ini menjadi korban sistem juga. Harus mencari nafkah dari pagi hingga sore, ataupun malam, bahkan banyak juga yang harus rela LDR demi menafkahi keluarganya. Sehingga waktu ayah untuk anak tidak ada.💔

Bagaimana ayah dalam mendidik anak. Allah telah mencontohkan dalam kisah Al-Qur'an surat Al-Lukman.

Nasehat pertama: Jauhilah syirik
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).

Nasehat kedua: Berbaktilah pada orang tua
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).

Nasehat ketiga: Setiap dosa dan kejelekan akan dibalas oleh Allah
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).

Nasehat keempat: Dirikanlah shalat, beramar ma’ruf nahi mungkar dan bersabar terhadap setiap cobaan
Allah Ta’ala berfirman,
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Lukman: 17).

Nasehat kelima: Ajaran adab ketika berbicara
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Lukman: 18).

Nasehat keenam: Bersikap tawadhu’ (rendah diri)
Allah Ta’ala berfirman,
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman: 19).

Kisah Lukman cukuplah menjadi pelajaran bagi kedua orang tua. Utamanya seorang Ayah. Ayahlah yang berkewajiban mendidik keluarga (anak dan Istri).

Begitupun juga istri bekerja sama untuk mewujudkan tujuan sang ayah mendidik anak menjadi solih.

Memberikan pendidikan kepada anak akan cinta sesungguhnya kepada Allah dan Rosulnya. Cinta yang tepat dalam menyempurnakan agama. Wallahu'alam.